Langsung ke konten utama

[CERPEN] Samin Tak Berdosa

So, guys. Ini merupakan salah satu cerpen singkatku. Dibuat untuk persiapan lomba yang saat itu aku sedang sibuk-sibuknya TUC. Okay, so, this is my short story about 'samin'. Komen dan saran dibolehkannn~

SAMIN TAK BERDOSA
Karya : Giffara Early Nalla Husna

 “Ma’e kecewa sama kamu Nduk. Udah diajarin baik-baik, kok, jadinya gini. Minggat wae kono!”

“Kenapa sih, Mak. Apa salahku, Mak? Dipelanin dikit bisa kali Mak suaranya.

“Kamu sudah berubah. Tidak seperti dulu lagi, yang suka membantu Ma’e”

“Sekarang? ndekem nek omaaaaah terus. Nyetel lagune wong edan mbarang. Ai lov yu, panganan opo kuwi!”

Ma’e! Kata siapa aku tak pernah membantu? Aku mendengarkan lagu ya buat hiburan kok. Aku cuma tak ingin ketinggalan zaman saja, Mak. Emang dasarnya samin apa gimana, sih?”

Ma’e lalu tak membalas perkataanku, terdiam seribu bahasa. Mulut Ma’e seperti terkunci, tak bisa digunakan untuk berbicara lagi karena pernyataanku tadi. Ma’e pun langsung ke kamar tak ingin melanjutkan perdebatan sengit antara aku dengannya. Sebenarnya, apa salah aku ikut perkembangan zaman?

Susah memang hidup di daerah yang masih kental dengan adat, sampai-sampai orang yang mengikuti perkembangan zaman pun terkena imbasnya. Contoh perilaku suku samin yang sangat tradisional adalah pembangunan pabrik semen di sekitar desaku yang ditolak mentah oleh mereka. Alasannya apalagi kalau bukan takut air di desa bakal habis dipakai pabrik itu, sehingga mereka yang bertani pun berpikiran bahwa tidak ada lagi yang mengairi sawah mereka. Lalu ada lagi, yaitu saat pembagian kompor gas dari pemerintah. Suku Samin tidak mau menggunakannya karena takut gas itu meledak dan membakar rumah mereka. Duh, samin.. samin...

Tradisi Suku Samin yang lainnya pun juga tak masuk akal. Waktu itu contohnya, saat matahari hendak pergi tidur, aku ingin ke warung Bu Siti untuk membeli sampul buku. Tiba-tiba ada suara dari sebuah rumah,

Ndang bali omah, Nduk. Surup-surup, ngko malah di gondol Wewe,”

Aku yang mendengarnya langsung mengangkat sebelah alis ku. Aku berpikir, kenapa Ibu ini sangatlah percaya dengan hal-hal seperti itu. Langsung saja, aku melangkahkan kaki ku menuju rumah. Ada juga saat aku melihat Mbah Jum lewat di depan rumahku.

Wonten tindak pundi, Mbah?”

“Nututi sing bunder-bunder iku, Nduk,”

Dan, saat kulihat, Mbah Jum sedang mengikuti roda sepeda yang berputar. Aku hanya bisa membuka mulut tak percaya. Ada juga tingkah polos seperti itu. Tapi yang paling aku benci adalah Suku Samin tidak diajari untuk bersekolah dan berdagang. Padahal, kalian tahu? Aku sangat ingin menjadi pengusaha yang seperti di sinetron. Tapi, Ma’e menolak keras kemauanku itu, Ma’e malah berkata

Lhaopo, kok pengen dagang? Akih dosane. Dadi tani utun wae,”

Selalu seperti itu. Sampai sebal aku mendengarkannya. Hingga suatu hari aku melakukan skenario bodoh, skenario agar Ma’e mau menyekolahkanku,

Emoh, pokoke aku pingin sekolah!”

Sekolah iku marai opo leh, Nduk? Kerja wae, nek ora tak nikahno karo Supri,”

‘EMOH! AKU PENGEN SEKOLAH! NEK ORA AKU MLONCAT KON KENTENGG!!”

“Wes, ah Nduk,mudun. Yo-yo, ngko tak turuti, cepet medun nduk,”

Yup! akhirnya Ma’e mau menuruti keinginanku untuk sekolah meskipun aku sudah sangat terlambat bersekolah. Umur 14 tahun baru SMP. Yah, tak apalah, yang penting bersekolah daripada tidak sama sekali. Cuma terlambat sedikit gara-gara sifat Ma’e yang sudah dari oroknya seperti itu.

Tapi, hari demi hari, waktu demi waktu, dan setelah ku telusuri alur demi alur. Kuteliti dan kuamati. Ternyata ada sisi positif dari perilaku Suku Samin. Bukan ada, tapi banyak. Contohnya adalah mereka tidak pernah yang namanya berbohong. Mereka bak bayi yang baru lahir, polos tanpa dosa. Mereka berbicara sesuai fakta yang ada. Tak pernah bergosip ria, selalu berperilaku sopan-santun dan tak pernah mengada-ada cerita. Aku yo aku, kuwe yo kuwe.

Ya, Meskipun perilaku mereka berkatagori ‘aneh’ tapi, baik juga untuk ditiru. Mereka tak ingin mencampuri urusan orang lain. Jadi, tak salah jika orang samin tak mengikuti zaman. Tak terlalu sering berkumpul dengan orang-orang serta bersosialisasi. Mereka cenderung bersifat pendiam. Mereka hanya ingin menghindari berperilaku tak terpuji, tak lebih dari itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PIDATO] KENAKALAN REMAJA

Halooo!! Hari ini aku lagi kepengen nge post pidato ujian praktikku pas SMP. Hehe, tema nya 'Kenakalan Remaja'. Dan yang aku bahas pada pidatoku kali ini yaitu tentang pekerja seks komersial. Emang tabu sih topik yang aku ambil, tapi karena di acc sama guru ku... ya sudahlah. Silahkan di baca, kritik dan saran sangat di anjurkan untuk perkembangan yang lebih baik. Terima kasih!

[RESENSI] Anak Kos Dodol Dikomikin Vol. 3

JOGJA VAN DE KOS Judul : Anak Kos Dodol Dikomikin vol.3 Pengarang : Dewi 'dedew' Rieka & K.Jati Penerbit : Gradien Mediatama Tahun terbit : November, 2011 Jumlah halaman : 159 lembar